๐ Daftar Isi
Beberapa waktu lalu, saya menulis beberapa penyebab yang diduga mempengaruhi kebahagiaan kita berdasarkan Indeks Kebahagiaan 2021 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) akhir tahun lalu. Sekadar info nih gengs, BPS menyusun Indeks Kebahagiaan 2021 berdasarkan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2021. Loh, memang ada surveinya, kok gue nggak diajak-ajak? SPTK mengambil sampel 75.000 rumah tangga di 34 provinsi dengan metode two stage one phase sampling. Simpelnya, namanya juga survei, jadi nggak semua orang Indonesia โberuntungโ jadi respondennya, ya.
Tulisan ini melanjutkan tulisan yang lalu mengenai beberapa penyebab kurang bahagia. Sebenarnya, apa saja sih yang โbisa jadiโ bikin kamu kurang bahagia? Berikut analisisnya berdasarkan publikasi Indeks Kebahagiaan 2021.
Kamu sudah tua?
Seperti halnya jenis kelamin, usia juga dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Semakin tua usia seseorang maka akan semakin kurang bahagia orang tersebut. Hal tersebut dibuktikan dari hasil Indeks Kebahagiaan 2021 yang menyebutkan untuk usia โค 24 tahun: 71,92, usia 25-40 tahun: 72,39; usia 41-64 tahun: 71,42; dan usia โฅ 65 tahun: 69,47.
Sama seperti perempuan yang kurang bahagia dikarenakan fisik yang lebih rapuh, dalam kasus ini pun mirip sekali. Fisik lansia dapat dibilang lebih rapuh dari kelompok usia lain pada umumnya sehingga sangat dibatasi dalam melakukan beberapa kegiatan. Hidup terkekang dan tidak bebas dapat menimbulkan ketidakbahagiaan. Lagi pula, memang tidak ada lagi yang perlu dilakukan lansia 65 tahun ke atas selain menikmati masa pensiunnya dan keberhasilannya ketika masih muda.
Kamu kepala rumah tangga?
Pasangan kepala rumah tangga (nggak harus istri, tapi biasanya istri) memiliki indeks kebahagiaan lebih tinggi yakni 71,99 dibandingkan kepala keluarga yakni sebesar 71,20.
Meskipun bedanya nggak jauh-jauh amat, kepala rumah tangga mungkin kurang bahagia karena memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangganya lebih besar dari tanggung jawab pasangan. Biasanya, kepala rumah tangga pulalah yang mengambil bagian untuk bekerja demi menafkahi rumah tangganya.
Kamu kesepian?
Berkaitan dengan fakta bahwa jomlo ternyata kurang bahagia di artikel bagian sebelumnya, kesepian juga menjadi salah satu penyebab yang mungkin membuatmu kurang bahagia. Kebahagiaan dipengaruhi oleh banyak anggota rumah tangga. Secara rata-rata, orang yang tinggal sendirian memiliki indeks kebahagiaan sebesar 68,19. Angka tersebut lebih kecil dari indeks kebahagiaan seseorang dengan banyak anggota rumah tangga 2 orang (70,95), 3 orang (71,63), 4 orang (72,06), dan 5 orang (72,05).
Jika kamu kurang bahagia, mungkin saja kamu kesepian. Jika belum punya pasangan, mungkin kamu akan membutuhkan pasangan. Jika sudah punya pasangan, mungkin kamu akan membutuhkan momongan. Bak kata pepatah: โBanyak anak, banyak rezeki. Banyak rezeki, kita bahagia.โ Setuju?
Oh ya, penyebab-penyebab tersebut masih hipotesis, ya. Walaupun sudah didukung oleh data dari publikasi Indeks Kebahagiaan BPS, masih diperlukan penelitian yang lebih scientific dibandingkan hanya dengan melihat data agregatif saja misalnya dengan analisis regresi. Cocok banget nih buat topik skripsi. Jadi, sudah ketemu belum alasan kenapa akhir-akhir ini kamu sering murung?