Benarkah Dunia Pendidikan Kita Sudah Berkualitas ?

📋 Daftar Isi

Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci utama untuk kemajuan suatu negara. Sampai saat ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan mutu di dunia pendidikan. Namun, bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini? Apakah upaya peningkatan kualitas pendidikan oleh pemerintah sudah tepat sasaran? Bagaimana pula kondisi pendidikan Indonesia menurut kaca mata dunia? Berdasarkan fakta dan data, Belajar Statistik akan menampilkan wajah pendidikan di Indonesia secara objektif untuk melihat sejauh mana kualitas pendidikan di negara kita.

APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2018 Rp2.220,7 Triliun. 20% dari total APBN dialokasikan sebagai anggaran untuk pendidikan yakni sebesar Rp444,1 Triliun. Sasaran anggaran pendidikan meliputi Bantuan Operasional Sekolah (56 juta jiwa), beasiswa bidik misi (401,5 ribu mahasiswa), Program Indonesia Pintar (19,6 juta jiwa), pembangunan atau rehab sekolah (61,2 ribu), serta tunjangan profesi guru (435,9 ribu Non-PNS, 257,2 ribu PNS, dan 1,2 juta PNS Daerah).

IPM

Indeks Pembangunan Manusia, 2010-2017

Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, IPM Indonesia mencapai 70,81. Artinya, kualitas kesehatan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan.

Faktor Penentu Kualitas Pendidikan

IPM dan anggaran pendidikan yang terus meningkat merupakan bukti dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Terlepas dari itu, Bank Dunia mengatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Mengapa bisa? Padahal, pemerintah telah berupaya sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) 2018

APM Indonesia pada tahun 2018 terbilang cukup tinggi. Bahkan, APM jenjang SD/MI telah melampaui target pemerintah dan mencapai 97,58%. Artinya, 9 dari 10 anak usia 7-12 tahun telah bersekolah sesuai jenjangnya.

Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah (APS)

Sayang, tingginya Angka Partisipasi Murni tidak sejalan dengan Angka Putus Sekolah. Data menunjukkan bahwa APS belum memenuhi target 1%, kecuali pada jenjang SD. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin banyak siswa putus sekolah. Bahkan, rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia hanya 8,58 tahun. Artinya, setara dengan kelas 2 SMP.

Angka Melek Huruf

Data menunjukkan bahwa 95,6% penduduk telah melek huruf. Angka ini meningkat 0,16% dari tahun 2017. Ini mengindikasikan bahwa hanya ada 4-5 dari 100 penduduk Indonesia yang tidak bisa baca/tulis. Namun nyatanya, berdasarkan hasil PISA, Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara.

Guru Layak Mengajar

Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2017, guru layak mengajat adalah guru yang memiliki kualifikasi akademik minimum D-IV atau S1. Sebanyak 89,86% guru di Indonesia telah berpendidikan minimal D-IV/S1. Artinya, 9 dari 10 guru di Indonesia telah terdefinisi sebagai guru layak mengajar.

Faktanya, rata-rata nilai uji kompetensi guru secara nasional hanya mencapai angka 53,02. Angka tersebut masih belum memenuhi standar minimal, yaitu 55. Artinya, masih banyak guru yang kompetensi pedagogik dan profesionalnya tidak memadai.

Kondisi Bangunan Sekolah

Persentase Bangunan Sekolah Dalam Kondisi Baik

Pemerintah terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Hal tersebut terlihat dari perkembangan yang cukup signifikan dari jumlah bangunan sekolah per jenjang pendidikan. Sayangnya, di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, masih banyak ruang kelas dalam kondisi rusak. Tercatat ruang kelas yang masih dalam kondisi baik jumlahnya di bawah 50%.

Kesimpulannya, pembangunan pendidikan kita, masih berfokus pada peningkatan kuantitas, bukan kualitas. Padahal, upaya peningkatan mutu pendidikan, bukan hanya dinilai dari kesedian infrastruktur dan SDM, melainkan juga pengembangan sistem kurikulum, peningkatan kemampuan guru, dan budaya literasi siswa.